Mungkin cita-cita ini di kalangan orang masih di anggap terlalu sederhana dan terlalu “mudah” untuk di capai. namun ketika aku mulai belajar, ketika aku mulai memahami apa arti seorang “guru” sebenarnya, semakin aku merasakan sulit untuk mencapainya. cita-cita mulia dan agung ini masih di anggap sangat rendah oleh sebagian orang yang mungkin tidak mengetahui arti “guru” sebenarnya. sebagian orang itu selalu berkata “guru?ngapain jadi guru?gaji kecil, hidup gitu2 aja.susah” kalimat ini sungguh sangat miris untuk di dengar.Di dunia ini, tidak akan ada seorang presiden jika tidak ada seorang “guru” yang mengajarkannya tentang arti kepemimpinan. tidak akan ada seorang “kyai” jika tidak ada seorang “guru” yang mengajarkannya tentang bagaimana mencintai agamanya. dan tidak akan ada seorang guru jika tidak ada seorang “guru” yang mengajarkannya bagaimana untuk menjadi GURU yang sebenarnya.
hatiku meringis setiap mendengar untaian kata yang terucap oleh bunda yang menyesal karena tidak bisa melanjutkan impian yang dia miliki. bunda memiliki impian untuk menjadi seorang guru. namun bunda hanya dapat menangis karena ayah melarang bunda untuk bekerja. bunda hanya terdiam membisu, meredam cita-citanya yang dulu sempat membara di dadanya. bunda yang mengajarkanku bagaimana menjadi guru yang baik, yang di cintai oleh banyak anak-anak muridnya.
aku berjanji bunda, aku akan membuat bunda bangga karena memiliki anak sepertiku, memiliki banyak murid yang mencintai hatiku.