LASKAR TANJUNG PASIR
Setelah di jakarta, aku hampir lupa apa yang ingin aku ceritakan di blog ini. pikiran bercampur aduk antara persiapan sidang dengan PPL. tentunya sangat padat jadwal yang aku punya saat ini. hem tetapi mumpung ada sedikit waktu senggang, aku menyempatkan waktu yang sedikit ini untuk membuka blog ini. hehehe eh tapiiii (tapi lagi) aku pun mulai bingung ingin bercerita dari kejadian yg mana daan baiklaahh sepertinya aku harus mencantumkan runtutan kejadiannya terlebih dulu. supaya nggak lompat-lompat kayak si @pocongg ;p
- keadaan pesisir pantai Tanjung Pasir
- Mengenal banyak bocah-bocah pesisir dengan sejuta kesan yang mendalam
- Pengalaman menjadi pembicara di acara workshop untuk tutor se-kecamatan teluk naga
- Pengalaman selama pendampingan lembaga AUD
- Mengenal banyak TNI AL dengan pengalaman yg tidak terlupakan
- Suka duka mengelola Rumah Pintar milik Ani Yudhoyono
- Perpisahan dengan Tanjung pasir
Keadaan pesisir tanjung pasir
"Pesisir tanjung pasir" namanya saja sudah mencerminkan cirinya yaitu berpasir.. bukan sembarang pasir.. pasir ini merupakan pasir di pesisir pantai daerah tanjung pasir. menurutku pasir-pasir itu istimewa. aku senang berdiam memandangi sunrise dan sunset yg sangat indah di atas pasir itu. bukan sembarang pasir bukan?
namun menurutku keindahan pesisir itu hanya sesaat. yaitu saat sunrise dan sunset saja. karena di atas pasir-pasir itu banyak sekali bocah-bocah putus sekolah karena kendala ekonomi keluarga.
siang itu setelah aku menjadi narasumber/pembicara workshop untuk tutor se-kecamatan teluk naga, aku bertemu selvy salah satu bocah yg putus sekolah. aku bertemu selvy di sebuah bangunan dari bambu yg berdiri di pesisir pantai tanjung pasir. selvy banyak bercerita denganku mengenai keadaan keluarganya. saat itu jari kakinya sedang terluka dan dia berjalan dgn terpincang-pincang. tidak hanya selvy yang kakinya terluka seperti itu. hampir semua bocah-bocah tanjung pasir mengalami penyakit kulit seperti selvy.
ketika aku duduk mendekati selvy, selvy langsung mengambil tas sekolahnya. dia mengambil buku sekolahnya saat dia bersekolah dulu. selvy menunjukkan kepadaku bahwa dia bisa membaca dan menulis dengan baik. dari obrolanku dengannya, menurutku selvy tergolong anak yang pintar. bahasa yang dia gunakan saat bertanya dan mengemukakan pendapatnya padaku ialah bahasa yang tidak biasanya di keluarkan oleh teman sebayanya.
aku sangat kagum dengannya, semangatnya untuk tetap sekolah tidak putus begitu saja. dari sorot matanya terlihat selvy ingin kembali ke bangku sekolah dan tetap membantu orangtuanya mencari uang dengan menjadi pengamen :)
Bocah tanjung pasir dengan sejuta kesan yang mendalam
aku temukan banyak "selvy" disini. hampir semua bocah-bocah tanjung pasir mengalami hal serupa seperti selvy. semakin lama aku tinggal di pesisir ini, semakin aku banyak mengucap syukur kepada ALLAH SWT. karena menurutku mereka benar-benar hebat. bahkan sangaaat hebat. mereka bertahan di kondisi yang sangat memprihatinkan dan dengan kondisi ekonomi keluarga yang jauh dari kata "cukup"
saat aku mulai mengelola Rumah Pintar SIKIB ( solidaritas istri kabinet indonesia bersatu ) yang di ketuai oleh Ani Yudhoyono, aku dan 9 teman yang lain dari Universitas Negeri Jakarta di percaya untuk mengajar bocah-bocah tanjung pasir di Rumah Pintar itu.
berbagai pengalaman berarti untuk kami bersepuluh saat memberikan pengetahuan kepada mereka. awalnya kami sempat menyerah mengajar mereka karena watak pesisir yang berbeda dengan kami. namun lama kelamaan kedekatan kami muncul dan akhirnya kami dapat menjalankan misi yang kami miliki ;)
agung, bocah lelaki kecil berumur 8 tahun ini sangat dekat denganku dari awal aku mengajarnya. dia selalu menghampiriku di mess angkatan laut tempat aku tinggal. dia selalu mencariku. mengajak aku bermain dan jalan-jalan ke tempat pelelangan ikan. ahhh i miss my agung :'(
sampai pada saat harus berpisah karena kontrak kerjaku sudah habis, agung selalu bertanya "kak, kapan kesini lagi kak?" dan agung memberikan kenangan yang menurutku sangat berharga.
dia memberikanku 2 buah gelang dengan tulisan "ka ulan & agung"
selain gelang, agung memberikanku 1 boneka beruang kecil berwarna pink ;)
so sweet :")
Gelang pemberian agung ;)
Beruang Pink pemberian agung ;)
aku dan si kecil agung ;)
Bintang laut pemberian selvy dan saidah :')
selvy, aku dan saidah
Pengalaman menjadi pembicara di acara workshop se kecamatan teluk naga :)
28 juni 2011 aku mendapatkan 2 kebahagiaan sekaligus dari ALLAH SWT. kebahagiaan pertama yaitu papaku tersayang berulang tahun ke 68. dan kebahagiaan kedua ialah pengalaman yang tidak dapat di gantikan apapun yaitu menjadi pembicara di acara workshop sekecamatan teluk naga, Tanjung pasir. terimakasih ya ALLAH ;)
kesempatan ini aku gunakan sebaik-baiknya. aku berusaha memberikan yang terbaik yang aku miliki. aku memberikan materi PHBS untuk para tutor yang datang pada acara workshop itu. sempat aku merasakan tidak percaya diri karena tutor-tutor itu usianya jauhhh lebih tua dari aku, yang pastinya pengalaman mereka dalam hidup ini lebih banyak dari aku. seiring berjalannya waktu, aku semakin percaya diri karena adanya timbal balik/respon positif dari para tutor yang banyak melontarkan berbagai pertanyaan dan pendapatnya kepadaku. workshop itu semakin lama semakin nyaman untukku :)
Big thanks to : Kiki Rizky Amelia ( doi perempuan canteek yang telah mengabadikan foto ini saat workshop :p )
Pengalaman selama pendampingan lembaga AUD
selain tugasku mengelola Rumah Pintar SIKIB, aku dan 9 temanku lain juga melakukan misi pendampingan lembaga AUD. kami bersepuluh di bagi menjadi 2 team untuk bertanggung jawab melakukan perubahan sarana dan prasarana di lembaga AUD yang telah di pilih dari pihak Universitas. yakni lembaga AUD Delima dan Cahaya Lemo. aku mendapatkan tanggung jawab di Lembaga AUD Delima bersama rekanku isti dan kiki. kami bertiga mulai melakukan observasi ke lembaga Delima, desa pangkalan. dari mess kami,lembaga itu sangat jauh. sehingga kami terpaksa naik angkot kecil berwarna putih untuk dapat sampai ke lembaga AUD tersebut.
kesan pertama saat aku menginjakkan kaki disana, fisik bangunannya sangat memprihatinkan. disaat sekolah di jakarta berdiri kokoh dengan pondasi kuat, namun di lembaga delima berdiri rapuh dengan bilik-bilik bambu sebagai dinding. beratapkan asbes dan lantai yang sudah berlubang. sangat menyedihkan bukan?
aku dan rekanku bertekad harus melakukan yg terbaik dari diri kami bertiga untuk lembaga itu. kami melakukan perubahan untuk lembaga AUD Delima dengan keterbatasan dana yang kami miliki. setiap harinya kami berangkat ke pasar dan mencari toko bangunan untuk membeli alat dan bahan untuk merapihkan sarana dan prasarana disana. di tengah teriknya matahari tanjung pasir, langkah kaki ini tak putus asa untuk tetap memberikan yang terbaik semampu kami.
Ibu Maesaroh, seorang perempuan yang mendirikan lembaga AUD Delima. kami sangat bangga, kagum dan senang dapat mengenal beliau. beliau dengan segenap semangatnya yang berkobar, membangun lembaga AUD Delima dengan penuh rasa cinta dan ikhlas sebagai pejuang tanpa tanda jasa. we proud of u, ibu mae!!!! :)
beliau membangun lembaga tersebut dengan suka duka. mulai dari caci makian para pesaingnya, hinaan dan omongan yang menyakitkan namun beliau tetap bertahan pada cita-cita mulianya. sesekali beliau mentikkkan air mata di depan kami bertiga saat menceritakan duka nya saat mendirikan lembaga tersebut.
hinaan yang ibu mae terima dari pesaingnya seperti "lembaga AUD Delima kayak kandang ayam"
menurutku hinaan tersebut sangat menyakitkan hati. bagaimana tidak, lembaga pendidikan yang ibu mae miliki di samakan dengan kandang ayam yang kotor dan penuh kotoran ayam. sangat tidak manusiawi yang menghina seperti itu.
saat ibu mae menceritakan hal menyakitkan itu, aku dan rekanku bertekad untuk memberikan yang terbaik sehingga tidak akan ada lagi yang menghina ibu mae ;)
Mengukir cinta di lantai AUD Delima ;)
Mengenal banyak TNI AL dengan pengalaman yang tidak terlupakan
aku dan rekanku banyaak bertemu dan berkegiatan dengan para anggota TNI AL. mulai dari pangkat tamtama, bintara sampai para perwira ( perwira pertama, menengah dan tinggi).
seperti yang berfoto denganku di atas ini ialah Letnan kolonel Faisal.. saat itu aku dan rekanku sedang meeting dengan beliau. meeting mengenai Festival Maritim di Tanjung pasir.
selain bertemu dengan letnan kolonel Faisal, aku juga bertemu dengan Mayor kukuh, Pak Budi, Pak Yusran, Pak Ipung, Pak Nazarudin, dan masihh banyak letnan dan kolonel yg lain ;)
mereka-mereka semua yang banyak membantu aku dan rekanku selama pengabdian di Tanjung Pasir.
selama ini, sebelum aku pergi ke tanjung pasir itu aku berfikir para TNI AL itu mereka-mereka yang berkepribadian Arogan, Otoriter, dan Sadis.. NAMUN ternyata fikiran ku terhadap mereka itu SALAAHHH BESAR. ternyata dibalik sikap tegasnya, mereka sangat peduli, perhatian dan melindungi kami selama tinggal di Tanjung Pasir.. mulai dari pengalaman ngepel bareng, ngangkat-ngangkat meja kursi bareng, makan seadanya bareng, karaokean bareng, dan bareng-bareng melakukan aktivitas lain selama disana.
oiyaa dan ini pengalaman yang tidak akan aku lupakan seumur hidupku yaitu aku di jahitkan celana pendek oleh pak budi. kebetulan beliau pintar menjahit. beliau menggunakan mesin jahit yang tersedia di Rumah Pintar untuk membuatkanku sebuah celana :D aiiihhhh baik kan bapak TNI AL nya :))
Pak budi, aku, dan pak ? (lupa namanyaa ;p )
Suka dan Duka mengelola Rumah Pintar Ani Yudhoyono
"Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ketepian. bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian"
okey, alur cerita nya mengikuti pepatah di atas saja ya. jadi kita mulai dari yang dukanya sebelum menuju si "suka" ;)
aku temukan banyak pengalaman hidup selama menjalani kegiatan di Rumah Pintar milik Ani Yudhoyono alias istrinya SBY
aku bukan hanya bersenang-senang disana. ada banyak sekali pekerjaan dan tanggung jawab yang harus di pikul dan harus segera di selesaikan sebelum kontrak kerja usai.
aku dan tim ku mengalami kendala selama disana. kendala itu seperti semakin menggunungnya pekerjaan yang di minta oleh atasan yg berwenang sehingga waktu kami untuk berisitirahatpun menjadi sangat sangattt sedikit. setiap malam kami selalu mengadakan Rapat dan evaluasi di Rumah pintar mengenai pekerjaan kami di sana. Rapat tersebut selalu selesai sekitar tengah malam dan tengah malam itupun kami harus berjalan untuk kembali ke mess untuk beristirahat dan menyiapkan energi kembali untuk menyelesaikan pekerjaan keesokan harinya.
beberapa kali kami mendapatkan kunjungan dari salah satu anggota SIKIB ( solidaritas istri kabinet indonesia bersatu ) dan dari setiap kunjungan tersebut kami mendapatkan tugas, tugas dan tugas ( lagi ). kami hanya menghela nafas dan berusaha ikhlas menyelesaikan pekerjaan ini.
kami yakin, akan ada hikmah di setiap perjalanan hidup yang di berikan oleh yang maha kuasa ;)
*ceritanya bersambung dulu ya*
-wulanaddinia-
-wulanaddinia-